Sekjen IMO Kunjungi BMKG: Indonesia Pamerkan Teknologi Maritim dan Sistem Peringatan Dini
Jakarta, ZONAWARTA.COM – Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendapat kehormatan dengan kedatangan Sekretaris Jenderal International Maritime Organization (IMO), Arsenio Dominguez, dalam kunjungan kerja yang menyoroti kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan iklim dan maritim global. Dalam kunjungan tersebut, Arsenio meninjau secara langsung fasilitas utama BMKG, termasuk sistem peringatan dini cuaca (Meteorology Early Warning System/MEWS), tsunami (InaTEWS), serta sistem peringatan dini iklim (Climate Early Warning System/CEWS).
Peninjauan ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai langkah-langkah mitigasi risiko bencana hidrometeorologi yang diterapkan Indonesia serta komitmen terhadap dinamika iklim global. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan apresiasi mendalam atas kunjungan tersebut, yang dianggap sebagai sinyal kuat terhadap kredibilitas Indonesia di mata dunia.
“BMKG merasa terhormat atas kunjungan Sekjen IMO. Ini menunjukkan kepercayaan dunia internasional terhadap peran aktif Indonesia, khususnya BMKG, dalam mendukung keselamatan dan keberlanjutan sektor maritim global,” ujar Dwikorita.
Selama kunjungan, Direktur Meteorologi Publik, Andri Ramdhani, memaparkan kesiapan teknologi modern yang dimiliki BMKG. Salah satunya adalah sistem Ina-CAWO (Indonesian Coupling Atmosphere-Wave-Ocean Model), yang mendukung pemodelan cuaca secara lebih akurat. Ditambah dengan lebih dari 500 titik jaringan radar cuaca dan sensor gempa di seluruh Indonesia, sistem ini memperkuat upaya mitigasi bencana dan mendukung keselamatan pelayaran.
Dalam pemaparannya, BMKG juga menekankan perannya dalam jaringan pengamatan global. Indonesia dipercaya sebagai pusat regional untuk sistem pengamatan WMO Integrated Global Observing System (WIGOS) kawasan Asia-Pasifik, sebuah mandat yang diberikan berkat data berkualitas tinggi yang memenuhi standar Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).
Mugni Hadi Hariadi, Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, turut memperlihatkan bagaimana data klimatologis digunakan dalam berbagai sektor strategis. Dari pemetaan daerah rawan penyakit, pemanfaatan energi terbarukan seperti solar panel, hingga perancangan bangunan efisien dan kapal ramah lingkungan, BMKG menegaskan pentingnya pendekatan berbasis data dalam adaptasi perubahan iklim—khususnya untuk wilayah pesisir dan kepulauan.
Kunjungan ini tidak hanya menjadi simbol diplomasi teknis, tetapi juga momentum penting untuk menunjukkan posisi Indonesia dalam kontribusi pemantauan iklim dunia dan ketahanan lingkungan laut. BMKG menegaskan komitmennya dalam mendukung keamanan maritim global melalui sistem prediksi dan pengamatan yang terus berkembang.
Sumber: BMKG