Banda Aceh, ZONAWARTA.COM – Penanganan darurat bencana hidrometeorologi di Aceh terus menunjukkan progres positif, terutama pada sektor transportasi laut yang kini menjadi tulang punggung pemindahan warga dan suplai bantuan. Dinas Perhubungan Aceh melaporkan bahwa hingga hari ke-11 operasi terpadu, tercatat 26 perjalanan kapal telah diberangkatkan menuju berbagai titik terdampak.

Keterangan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Rizki Fadhil, dalam rapat evaluasi yang berlangsung di Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (8/12/2025) malam. Ia memaparkan bahwa sejumlah armada laut milik Kementerian Perhubungan telah beroperasi intensif selama masa tanggap darurat.

Kapal-kapal seperti KMP/KM Malahayati, kapal perintis Wira Loewisa, KM Antares, serta beberapa unit lainnya kini difokuskan untuk memperkuat jalur Krueng Geukueh – Banda Aceh. Teuku Rizki mencontohkan pergerakan salah satu kapal utama, dengan menyampaikan: “Hari ini KM Malayati bergerak dari Kuala Langsa ke Belawan. Malam ini berangkat dan besok pagi sudah tiba di Belawan. Dari sana akan kembali ke Krueng Geukueh membawa penumpang dan barang.”

Aktivitas pengangkutan juga berlangsung melalui Kapal Wira Loesa yang telah membawa 14 sepeda motor, empat truk LPG 3 kilogram, serta tiga mobil pick up berisi bantuan dari relawan. Seluruh muatan tersebut dijadwalkan tiba di Krueng Geukueh pada malam hari.

Di sisi lain, KM Antares kembali berlayar untuk mendukung jalur Krueng Geukueh – Ulee Lheue. Kapal ini mengangkut 13 penumpang, dan diperkirakan tiba sekitar pukul 12.00 WIB keesokan harinya.

“Kapasitas barang Antares cukup besar, hingga 150 ton. Ini kapal paling potensial untuk angkutan logistik,” jelas Teuku Rizki.

Laporan Dishub Aceh menunjukkan bahwa dari 26 trip yang telah beroperasi, total 804 penumpang telah diangkut dari Banda Aceh menuju berbagai titik seperti Langsa, Kuala, dan Krueng Geukueh, serta rute sebaliknya. Sementara itu, sebanyak 221 ton logistik berhasil dikirim melalui Pelabuhan Ulee Lheue dan sejumlah pelabuhan pendukung lainnya. Barang-barang tersebut meliputi bantuan pangan, sarana penanganan darurat, hingga kebutuhan energi.

Teuku Rizki menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementerian Perhubungan selama masa tanggap darurat.

“Respons Kemenhub terhadap surat Pak Gubernur sangat maksimal. Total kapal Kemenhub yang ada di Aceh saat ini mencapai tujuh unit, yang sebagian besar standby di Krueng Geukueh,” ujarnya.

Armada tambahan seperti Rantos, Sarotama, dan Kalimasada disiagakan untuk memperkuat rute laut utama apabila posko pusat dipindahkan ke Krueng Geukueh.

Tidak hanya mengandalkan transportasi laut, Dishub Aceh turut mengoperasikan 4 truk logistik menuju berbagai kabupaten, mulai dari Singkil, Subulussalam, Aceh Selatan, Nagan Raya, hingga Pidie Jaya. Pengerahan personel pengatur lalu lintas juga dilakukan di Jembatan Kutablang, sementara 33 pelampung keselamatan disalurkan ke operator penyeberangan.

“Alhamdulillah, cuaca sangat mendukung. Semua distribusi barang berjalan lancar,” katanya.

Dalam pertemuan tersebut, para pejabat juga membahas kemungkinan pengalihan arus logistik dari Lanud Sultan Iskandar Muda dan posko Banda Aceh menuju Pelabuhan Krueng Geukueh. Upaya ini dinilai selaras dengan usulan Gubernur Aceh untuk mempercepat pemindahan bantuan.

“Pengangkutan laut memiliki potensi besar. Tinggal kita koordinasikan agar barang yang menumpuk bisa segera dipindahkan ke Krueng Geukueh dan didistribusikan lebih cepat,” tutup Teuku Rizki.

Sumber: infopublik.id

You may also like