Pemerintah Perkuat Layanan Kesehatan Haji 2025, Kematian Jemaah Turun Drastis
Jakarta, ZONAWARTA.COM – Pemerintah Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pelayanan jemaah haji. Hal ini ditandai dengan pelepasan kloter pertama jemaah haji Indonesia, Embarkasi Jakarta JKG 01, oleh Menteri Agama, didampingi oleh Menteri Kesehatan, Menteri Perhubungan, dan perwakilan DPR RI. Acara pelepasan berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Kloter perdana ini terdiri dari 389 jemaah asal DKI Jakarta, didampingi oleh empat petugas haji, yakni dokter, perawat, ketua kloter, dan pembimbing ibadah.
Salah satu sorotan utama tahun ini adalah penurunan signifikan angka kematian jemaah. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat pada tahun 2024 turun dari 773 orang menjadi 461 orang.
“2023 adalah puncak dari jumlah kematian jemaah Indonesia, yaitu sekitar 773 orang. Waktu itu saya sempat diajak bicara oleh Menteri Haji Arab Saudi, yang juga mantan Menteri Kesehatan Saudi, beliau menghimbau agar kesehatan jemaah Indonesia ditingkatkan karena tingginya angka kematian bisa berdampak negatif pada penetapan syarat haji dan premi asuransi di tahun berikutnya,” ujar Menkes Budi.
Pemeriksaan Kesehatan Diperketat, Layanan Medis Diperluas
Penurunan angka kematian, menurut Menkes, merupakan hasil sinergi lintas kementerian, khususnya dalam perbaikan sistem pemeriksaan kesehatan jemaah yang kini dilakukan lebih dini, serta pendampingan intensif di lapangan.
Ia menjelaskan bahwa pneumonia dan serangan jantung yang terlambat ditangani masih menjadi penyebab utama kematian. Oleh karena itu, alokasi khusus di Masjidil Haram kini telah tersedia dan dilengkapi dengan alat medis modern serta petugas berbahasa Indonesia untuk memudahkan akses jemaah dalam kondisi darurat.
“Pemerintah Saudi sekarang sudah sadar bahwa banyak yang wafat karena proses rujukannya lama. Dengan sistem optimalisasi peran rumah sakit di Arab Saudi, kita harapkan pelayanan semakin cepat dan kematian jemaah bisa ditekan,” tutup Menkes.
1.766 Tenaga Kesehatan, Klinik dan Ambulans Siaga
Kementerian Kesehatan telah mengerahkan 1.766 tenaga kesehatan, menyusun panduan klinis darurat, serta menghadirkan berbagai fasilitas penunjang seperti Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), pos kesehatan di bandara, serta sektor layanan medis di Makkah dan Madinah.
Selain itu, armada ambulans siap siaga untuk kondisi darurat. Pemerintah juga telah menyelesaikan distribusi vaksin meningitis dan polio, serta membagikan paket obat-obatan dan perbekalan kesehatan ke seluruh jemaah.
Tak hanya fisik, aspek kognitif, kesehatan mental, dan kemampuan aktivitas harian (ADL) turut menjadi bagian penting dari skrining kesehatan, terutama bagi jemaah lanjut usia dan penderita penyakit kronis.
Kemenag Pastikan Fasilitas di Madinah Siap
Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar memastikan bahwa seluruh fasilitas akomodasi dan layanan di Madinah telah siap menyambut jemaah dari kloter pertama gelombang satu.
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi komprehensif pemerintah untuk memastikan keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan jemaah haji Indonesia selama menjalankan ibadah di tanah suci.
Sumber: Kemenkes RI